# Tutorial Laravel untuk Pemula: Panduan Lengkap Langkah Demi Langkah
Selamat datang, para calon developer Laravel! Jika kamu seorang pemula yang ingin terjun ke dunia pengembangan web dengan framework PHP yang powerful dan elegan ini, kamu berada di tempat yang tepat. Tutorial **Laravel untuk Pemula** ini akan memandu kamu langkah demi langkah, dari persiapan awal hingga membangun aplikasi web sederhana. Mari kita mulai petualangan coding ini bersama-sama!
## 1. Apa Itu Laravel dan Mengapa Harus Mempelajarinya? (Pengenalan Laravel)
Laravel adalah framework PHP open-source yang didesain untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi web. Framework ini menyediakan berbagai fitur dan komponen yang mempermudah tugas-tugas umum seperti routing, templating, database migration, otentikasi, dan masih banyak lagi.
**Mengapa harus mempelajari Laravel?**
* **Eloquent ORM yang Powerful:** Laravel memiliki ORM (Object-Relational Mapper) yang bernama Eloquent, yang memungkinkan kamu berinteraksi dengan database secara intuitif menggunakan sintaks yang mudah dibaca. Ini membuat pengelolaan data menjadi jauh lebih sederhana dibandingkan menggunakan query SQL mentah.
* **Templating Engine Blade:** Blade adalah templating engine yang memungkinkan kamu membuat tampilan yang dinamis dan reusable dengan mudah. Blade memiliki sintaks yang sederhana dan intuitif, sehingga kamu dapat fokus pada logika aplikasi tanpa terbebani dengan kompleksitas HTML dan PHP.
* **Artisan Console:** Laravel menyediakan Artisan, sebuah command-line interface (CLI) yang powerful. Artisan menyediakan berbagai perintah untuk membantu kamu melakukan tugas-tugas pengembangan seperti membuat controller, model, migration, dan lain-lain.
* **Komunitas yang Besar dan Aktif:** Laravel memiliki komunitas yang besar dan aktif di seluruh dunia. Ini berarti kamu akan dengan mudah menemukan bantuan dan sumber daya jika kamu mengalami kesulitan dalam proses belajar.
* **Keamanan yang Solid:** Laravel dirancang dengan mempertimbangkan keamanan. Framework ini menyediakan berbagai fitur untuk melindungi aplikasi kamu dari serangan seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), dan cross-site request forgery (CSRF).
* **Dokumentasi yang Lengkap:** Laravel memiliki dokumentasi yang lengkap dan mudah dipahami. Dokumentasi ini mencakup semua aspek framework, dari instalasi hingga penggunaan fitur-fitur lanjutan.
Dengan semua keunggulan ini, Laravel menjadi pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin membangun aplikasi web modern dengan cepat, efisien, dan aman. Jadi, jangan ragu untuk mengikuti **tutorial Laravel untuk Pemula** ini sampai selesai!
## 2. Persiapan Lingkungan Pengembangan: Instalasi dan Konfigurasi (Setting Up Your Laravel Environment)
Sebelum memulai coding, kita perlu menyiapkan lingkungan pengembangan terlebih dahulu. Ini termasuk menginstal PHP, Composer (dependency manager untuk PHP), dan sebuah server web seperti XAMPP atau Laragon.
**Langkah 1: Instal PHP**
* Pastikan kamu memiliki PHP versi 8.1 atau lebih tinggi. Kamu bisa mengunduh PHP dari situs resmi PHP: [https://www.php.net/downloads.php](https://www.php.net/downloads.php)
* Pastikan direktori PHP ditambahkan ke PATH environment variable agar kamu dapat menjalankan perintah PHP dari command line.
**Langkah 2: Instal Composer**
* Composer adalah dependency manager untuk PHP. Kamu bisa mengunduh Composer dari situs resmi: [https://getcomposer.org/download/](https://getcomposer.org/download/)
* Ikuti instruksi instalasi sesuai dengan sistem operasi kamu.
**Langkah 3: Instal Server Web (XAMPP atau Laragon)**
* **XAMPP:** XAMPP adalah paket server web yang berisi Apache, MySQL, dan PHP. Kamu bisa mengunduh XAMPP dari situs resmi: [https://www.apachefriends.org/index.html](https://www.apachefriends.org/index.html)
* **Laragon:** Laragon adalah lingkungan pengembangan yang portable, cepat, dan mudah digunakan. Kamu bisa mengunduh Laragon dari situs resmi: [https://laragon.org/](https://laragon.org/)
**Langkah 4: Instal Laravel Installer**
Setelah Composer terinstal, kamu bisa menginstal Laravel Installer secara global menggunakan perintah berikut di command line:
```bash
composer global require laravel/installer
Langkah 5: Verifikasi Instalasi
Untuk memverifikasi bahwa instalasi berhasil, coba jalankan perintah berikut di command line:
laravel --version
Jika instalasi berhasil, kamu akan melihat versi Laravel yang terinstal.
Sekarang, lingkungan pengembangan kamu sudah siap! Mari kita lanjut ke langkah berikutnya dalam tutorial Laravel untuk Pemula ini.
3. Membuat Proyek Laravel Baru: Langkah Demi Langkah (Creating a New Laravel Project)
Setelah lingkungan pengembangan siap, saatnya membuat proyek Laravel baru. Kita akan menggunakan Laravel Installer untuk membuat proyek dengan cepat dan mudah.
Langkah 1: Buka Command Line
Buka command line (terminal atau command prompt) di lokasi yang kamu inginkan untuk menyimpan proyek Laravel kamu.
Langkah 2: Buat Proyek Baru
Gunakan perintah laravel new
diikuti dengan nama proyek untuk membuat proyek Laravel baru. Contoh:
laravel new belajar-laravel
Perintah ini akan mengunduh semua dependencies yang diperlukan dan membuat direktori proyek baru dengan struktur yang sudah diatur.
Alternatif dengan Composer:
Kamu juga bisa membuat proyek Laravel baru langsung dengan Composer menggunakan perintah berikut:
composer create-project --prefer-dist laravel/laravel belajar-laravel
Langkah 3: Masuk ke Direktori Proyek
Setelah proyek selesai dibuat, masuk ke direktori proyek menggunakan perintah cd
:
cd belajar-laravel
Langkah 4: Jalankan Server Pengembangan
Laravel menyediakan server pengembangan built-in yang bisa kamu gunakan untuk menjalankan aplikasi kamu. Jalankan server pengembangan dengan perintah:
php artisan serve
Perintah ini akan menjalankan server pengembangan di alamat http://127.0.0.1:8000
. Buka alamat ini di browser kamu untuk melihat halaman selamat datang Laravel!
Selamat! Kamu telah berhasil membuat proyek Laravel baru. Sekarang, mari kita eksplorasi struktur direktori proyek di bagian selanjutnya dari tutorial Laravel untuk Pemula ini.
4. Memahami Struktur Direktori Laravel: Mengenal Folder Penting (Understanding Laravel’s Directory Structure)
Struktur direktori Laravel mungkin terlihat kompleks pada awalnya, tetapi setelah kamu memahami fungsi setiap folder, kamu akan merasa lebih nyaman dalam mengembangkan aplikasi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai folder-folder penting dalam proyek Laravel:
app/
: Berisi kode inti aplikasi kamu, termasuk model, controller, middleware, providers, dan console commands.app/Models/
: Berisi definisi model Eloquent yang berinteraksi dengan database.app/Http/Controllers/
: Berisi controller yang menangani request dan mengembalikan response.app/Http/Middleware/
: Berisi middleware yang memproses request sebelum mencapai controller.
bootstrap/
: Berisi file-file yang diperlukan untuk mem-bootstrap framework Laravel.config/
: Berisi file konfigurasi untuk berbagai aspek aplikasi kamu, seperti database, mail, session, dan lain-lain.database/
: Berisi file-file terkait database, termasuk migrations, seeders, dan factories.database/migrations/
: Berisi file migrations yang digunakan untuk membuat dan memodifikasi struktur database.database/seeders/
: Berisi file seeders yang digunakan untuk mengisi database dengan data awal.
public/
: Berisi file-file statis seperti CSS, JavaScript, gambar, dan fileindex.php
yang menjadi entry point aplikasi.resources/
: Berisi file-file sumber daya seperti view, language files, dan assets (CSS dan JavaScript).resources/views/
: Berisi file view yang digunakan untuk menampilkan data ke pengguna.resources/lang/
: Berisi file bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan teks ke berbagai bahasa.resources/assets/
: (Mungkin tidak ada secara default, tetapi umum digunakan) Berisi file-file CSS dan JavaScript yang perlu dikompilasi.
routes/
: Berisi file-file yang mendefinisikan rute aplikasi kamu.routes/web.php
: Mendefinisikan rute untuk halaman web.routes/api.php
: Mendefinisikan rute untuk API.
storage/
: Berisi file-file yang dihasilkan oleh aplikasi, seperti log files, cached files, dan uploaded files.tests/
: Berisi file-file pengujian (tests) untuk aplikasi kamu.vendor/
: Berisi semua dependencies yang diinstal menggunakan Composer. Jangan memodifikasi file-file di dalam folder ini.
Memahami struktur direktori ini akan sangat membantu kamu dalam menavigasi dan mengembangkan aplikasi Laravel kamu. Selanjutnya dalam tutorial Laravel untuk Pemula ini, kita akan mempelajari tentang routing dan controller.
5. Routing dan Controller: Menangani Request Pengguna (Handling User Requests with Routing and Controllers)
Routing dan Controller adalah dua komponen penting dalam aplikasi Laravel. Routing menentukan bagaimana aplikasi kamu merespons request HTTP tertentu, sedangkan Controller menangani logika aplikasi dan mengembalikan response ke pengguna.
Routing
Routing didefinisikan dalam file routes/web.php
(untuk halaman web) atau routes/api.php
(untuk API). Setiap rute mengasosiasikan sebuah URL dengan sebuah controller method atau closure.
Contoh:
// routes/web.php
use AppHttpControllersHomeController;
use IlluminateSupportFacadesRoute;
Route::get('/', [HomeController::class, 'index']);
Route::get('/about', function () {
return view('about');
});
Route::get('/', [HomeController::class, 'index']);
mendefinisikan rute GET untuk URL/
yang akan memanggil methodindex
padaHomeController
.Route::get('/about', function () { ... });
mendefinisikan rute GET untuk URL/about
yang akan menjalankan closure (fungsi anonim) dan mengembalikan viewabout
.
Controller
Controller adalah class yang berisi method-method yang menangani request dan mengembalikan response.
Contoh:
// app/Http/Controllers/HomeController.php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class HomeController extends Controller
{
public function index()
{
return view('welcome');
}
}
Method index
pada HomeController
mengembalikan view welcome
.
Membuat Controller:
Kamu bisa membuat controller menggunakan Artisan:
php artisan make:controller HomeController
Menyampaikan Data ke View
Kamu bisa menyampaikan data dari controller ke view menggunakan method view
dan method with
:
// app/Http/Controllers/HomeController.php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class HomeController extends Controller
{
public function index()
{
$nama = "John Doe";
return view('welcome')->with('nama', $nama);
}
}
Di view welcome.blade.php
, kamu bisa mengakses variabel $nama
:
<!-- resources/views/welcome.blade.php -->
<h1>Selamat Datang, {{ $nama }}!</h1>
Dengan routing dan controller, kamu dapat mengontrol bagaimana aplikasi kamu merespons request pengguna dan menampilkan data yang relevan. Kita akan lanjutkan tutorial Laravel untuk Pemula ini dengan membahas tentang Blade Templating Engine.
6. Blade Templating Engine: Membuat Tampilan yang Dinamis (Creating Dynamic Views with Blade Templating)
Blade adalah templating engine yang disediakan oleh Laravel. Blade memungkinkan kamu membuat tampilan yang dinamis dan reusable dengan sintaks yang sederhana dan intuitif. Blade menggunakan ekstensi .blade.php
untuk file view.
Sintaks Dasar Blade
- Menampilkan Variabel:
{{ $variable }}
- Statement PHP:
@{!! ... !!}@
(Escape HTML) atau{{ ... }}
(Tidak Escape HTML – Hati-hati!) - Control Structures:
@if
@elseif
@else
@endif
@foreach
@endforeach
@while
@endwhile
- Loops:
@for
@endfor
- Comments:
{{-- This is a Blade comment --}}
Contoh Penggunaan Blade:
<!-- resources/views/welcome.blade.php -->
<h1>Selamat Datang!</h1>
@if (count($users) > 0)
<ul>
@foreach ($users as $user)
<li>{{ $user->name }}</li>
@endforeach
</ul>
@else
<p>Tidak ada pengguna.</p>
@endif
Layouts dan Sections
Blade memungkinkan kamu membuat layouts yang reusable. Layout adalah template dasar yang berisi struktur umum halaman web kamu. Kamu bisa menggunakan @yield
untuk mendefinisikan sections di layout.
Contoh Layout:
<!-- resources/views/layouts/app.blade.php -->
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>@yield('title')</title>
</head>
<body>
@include('partials.header')
<div class="container">
@yield('content')
</div>
@include('partials.footer')
</body>
</html>
Contoh Penggunaan Layout:
<!-- resources/views/pages/about.blade.php -->
@extends('layouts.app')
@section('title', 'Tentang Kami')
@section('content')
<h1>Tentang Kami</h1>
<p>Ini adalah halaman tentang kami.</p>
@endsection
@extends('layouts.app')
menentukan bahwa view ini menggunakan layout layouts/app.blade.php
.
@section('title', 'Tentang Kami')
mengisi section title
dengan teks “Tentang Kami”.
@section('content')
mengisi section content
dengan konten halaman “Tentang Kami”.
Dengan Blade, kamu dapat membuat tampilan yang dinamis, reusable, dan mudah dipelihara. Mari kita lanjutkan tutorial Laravel untuk Pemula ini dengan membahas tentang Eloquent ORM.
7. Eloquent ORM: Interaksi dengan Database yang Mudah (Easy Database Interaction with Eloquent ORM)
Eloquent ORM (Object-Relational Mapper) adalah ORM yang disediakan oleh Laravel. Eloquent memungkinkan kamu berinteraksi dengan database menggunakan sintaks yang intuitif dan mudah dibaca, tanpa perlu menulis query SQL mentah.
Definisi Model
Model adalah class yang merepresentasikan sebuah tabel dalam database. Kamu bisa membuat model menggunakan Artisan:
php artisan make:model User
Ini akan membuat file app/Models/User.php
.
// app/Models/User.php
namespace AppModels;
use IlluminateDatabaseEloquentFactoriesHasFactory;
use IlluminateDatabaseEloquentModel;
class User extends Model
{
use HasFactory;
protected $table = 'users'; // Nama tabel database (opsional)
protected $primaryKey = 'id'; // Nama primary key (opsional)
protected $fillable = ['name', 'email', 'password']; // Kolom yang boleh diisi (mass assignment)
protected $hidden = ['password', 'remember_token']; // Kolom yang disembunyikan saat diubah menjadi array/JSON
public $timestamps = true; // Apakah tabel memiliki kolom created_at dan updated_at (default: true)
}
Querying Data
Eloquent menyediakan berbagai method untuk melakukan query data.
-
Mengambil Semua Data:
User::all()
-
Mengambil Data Berdasarkan ID:
User::find(1)
-
Mengambil Data Berdasarkan Kondisi:
User::where('email', '[email protected]')->first()
-
Membuat Data Baru:
$user = new User(); $user->name = 'John Doe'; $user->email = '[email protected]'; $user->password = bcrypt('secret'); $user->save();
Atau, menggunakan
create()
:User::create([ 'name' => 'John Doe', 'email' => '[email protected]', 'password' => bcrypt('secret'), ]);
-
Mengupdate Data:
$user = User::find(1); $user->email = '[email protected]'; $user->save();
-
Menghapus Data:
$user = User::find(1); $user->delete();
Relationships
Eloquent mendukung berbagai jenis relationship antar model, seperti one-to-one, one-to-many, dan many-to-many. Contohnya, sebuah User
mungkin memiliki banyak Post
.
// app/Models/User.php
namespace AppModels;
use IlluminateDatabaseEloquentFactoriesHasFactory;
use IlluminateDatabaseEloquentModel;
class User extends Model
{
use HasFactory;
public function posts()
{
return $this->hasMany(Post::class);
}
}
// app/Models/Post.php
namespace AppModels;
use IlluminateDatabaseEloquentFactoriesHasFactory;
use IlluminateDatabaseEloquentModel;
class Post extends Model
{
use HasFactory;
public function user()
{
return $this->belongsTo(User::class);
}
}
Dengan Eloquent ORM, kamu dapat berinteraksi dengan database secara mudah dan efisien, tanpa perlu menulis query SQL yang kompleks. Kita akan lanjutkan tutorial Laravel untuk Pemula ini dengan membahas tentang Database Migrations.
8. Database Migrations: Mengelola Struktur Database dengan Kode (Managing Database Structure with Code – Migrations)
Database migrations adalah cara untuk mengelola struktur database kamu menggunakan kode. Migrations memungkinkan kamu membuat, memodifikasi, dan menghapus tabel dan kolom database menggunakan PHP. Ini memudahkan kolaborasi dan deployment aplikasi ke lingkungan yang berbeda.
Membuat Migration
Kamu bisa membuat migration menggunakan Artisan:
php artisan make:migration create_users_table
Ini akan membuat file migration baru di direktori database/migrations
.
Contoh Migration
// database/migrations/xxxx_xx_xx_xxxxxx_create_users_table.php
use IlluminateDatabaseMigrationsMigration;
use IlluminateDatabaseSchemaBlueprint;
use IlluminateSupportFacadesSchema;
class CreateUsersTable extends Migration
{
/**
* Run the migrations.
*
* @return void
*/
public function up()
{
Schema::create('users', function (Blueprint $table) {
$table->id();
$table->string('name');
$table->string('email')->unique();
$table->timestamp('email_verified_at')->nullable();
$table->string('password');
$table->rememberToken();
$table->timestamps();
});
}
/**
* Reverse the migrations.
*
* @return void
*/
public function down()
{
Schema::dropIfExists('users');
}
}
- Method
up()
mendefinisikan perubahan yang akan dilakukan pada database. - Method
down()
mendefinisikan perubahan yang akan dibatalkan jika migration di-rollback.
Menjalankan Migrations
Untuk menjalankan semua migrations, gunakan perintah:
php artisan migrate
Untuk me-rollback migration terakhir, gunakan perintah:
php artisan migrate:rollback
Dengan database migrations, kamu dapat mengelola struktur database kamu dengan aman dan efisien menggunakan kode. Ini sangat penting untuk pengembangan aplikasi yang terstruktur dan mudah dikelola.
9. Form Handling dan Validasi: Memproses Input Pengguna dengan Aman (Handling Forms and Validation)
Form adalah bagian penting dari banyak aplikasi web. Laravel menyediakan fitur-fitur untuk mempermudah penanganan form, termasuk validasi input dan perlindungan terhadap serangan CSRF (Cross-Site Request Forgery).
Membuat Form
<!-- resources/views/create.blade.php -->
<form method="POST" action="/posts">
@csrf
<label for="title">Judul:</label><br>
<input type="text" id="title" name="title"><br><br>
<label for="body">Isi:</label><br>
<textarea id="body" name="body"></textarea><br><br>
<button type="submit">Simpan</button>
</form>
@csrf
menghasilkan hidden field yang berisi CSRF token. Token ini digunakan untuk memverifikasi bahwa request berasal dari aplikasi kamu.
Menerima Data Form di Controller
// app/Http/Controllers/PostController.php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class PostController extends Controller
{
public function store(Request $request)
{
// Validasi data
$validatedData = $request->validate([
'title' => 'required|max:255',
'body' => 'required',
]);
// Simpan data ke database
// ...
return redirect('/posts');
}
}
Validasi Data
Laravel menyediakan berbagai aturan validasi yang bisa kamu gunakan. Beberapa aturan yang umum digunakan:
required
: Field harus diisi.max:255
: Field tidak boleh lebih dari 255 karakter.email
: Field harus berupa alamat email yang valid.unique:users,email
: Field harus unik di tabelusers
pada kolomemail
.
Menampilkan Error Validasi
Jika validasi gagal, Laravel akan secara otomatis redirect kembali ke form dengan error message. Kamu bisa menampilkan error message di view:
<!-- resources/views/create.blade.php -->
@if ($errors->any())
<div class="alert alert-danger">
<ul>
@foreach ($errors->all() as $error)
<li>{{ $error }}</li>
@endforeach
</ul>
</div>
@endif
<form method="POST" action="/posts">
@csrf
<label for="title">Judul:</label><br>
<input type="text" id="title" name="title"><br><br>
<label for="body">Isi:</label><br>
<textarea id="body" name="body"></textarea><br><br>
<button type="submit">Simpan</button>
</form>
Dengan form handling dan validasi, kamu dapat memproses input pengguna dengan aman dan menampilkan error message yang informatif.
10. Authentication: Implementasi Login dan Register (Implementing Login and Registration – Authentication)
Autentikasi adalah proses memverifikasi identitas pengguna. Laravel menyediakan fitur-fitur untuk mempermudah implementasi autentikasi, termasuk login, register, forgot password, dan verifikasi email.
Scaffolding Autentikasi
Laravel menyediakan perintah untuk membuat scaffolding autentikasi dengan cepat:
composer require laravel/ui
php artisan ui vue --auth
npm install && npm run dev
Ini akan membuat view login, register, forgot password, dan layout yang diperlukan.
Konfigurasi Database
Pastikan kamu sudah mengkonfigurasi database kamu di file .env
.
Migration
Jalankan migrations untuk membuat tabel users
:
php artisan migrate
Middleware Autentikasi
Laravel menyediakan middleware auth
yang bisa kamu gunakan untuk melindungi rute yang hanya boleh diakses oleh pengguna yang sudah login.
// routes/web.php
use AppHttpControllersHomeController;
use IlluminateSupportFacadesRoute;
Route::get('/home', [HomeController::class, 'index'])->middleware('auth');
Rute /home
hanya bisa diakses oleh pengguna yang sudah login.
Kustomisasi
Kamu bisa mengkustomisasi view dan controller autentikasi sesuai dengan kebutuhan kamu.
Dengan fitur autentikasi Laravel, kamu dapat dengan mudah mengimplementasikan login dan register untuk aplikasi kamu.
11. Deployment: Menerapkan Aplikasi Laravel ke Server (Deploying Your Laravel Application to a Server)
Setelah aplikasi kamu selesai dikembangkan, saatnya untuk menerapkan (deploy) aplikasi kamu ke server agar bisa diakses oleh pengguna. Proses deployment bisa bervariasi tergantung pada jenis server dan hosting yang kamu gunakan. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk deployment:
Langkah 1: Konfigurasi Server
- Pastikan server kamu memenuhi persyaratan minimum Laravel, seperti PHP versi 8.1 atau lebih tinggi, Composer, dan extension PHP yang diperlukan.
- Instal server web seperti Apache atau Nginx.
- Konfigurasi virtual host untuk aplikasi kamu.
Langkah 2: Upload Aplikasi
- Upload semua file dan folder aplikasi kamu ke server.
- Pastikan folder
storage
danbootstrap/cache
dapat ditulis oleh server.
Langkah 3: Konfigurasi Environment
- Buat file
.env
di server dan konfigurasi sesuai dengan lingkungan produksi. - Pastikan
APP_KEY
diisi dengan key yang unik. Kamu bisa generate key baru dengan perintah:php artisan key:generate
. - Konfigurasi database connection.
- Set
APP_DEBUG=false
untuk menonaktifkan debugging di lingkungan produksi.
Langkah 4: Instal Dependencies
- Jalankan
composer install
di server untuk menginstal semua dependencies.
Langkah 5: Optimasi
- Jalankan
php artisan optimize
untuk mengoptimalkan aplikasi kamu. - Jalankan
php artisan config:cache
untuk cache konfigurasi. - Jalankan
php artisan route:cache
untuk cache rute. - Jalankan
php artisan view:cache
untuk cache view.
Langkah 6: Konfigurasi Web Server
- Konfigurasi web server untuk mengarahkan semua request ke file
public/index.php
.
Langkah 7: Jalankan Migrations
- Jalankan
php artisan migrate
untuk membuat tabel database.
Contoh Konfigurasi Nginx:
server {
listen 80;
server_name example.com;
root /var/www/html/belajar-laravel/public;
index index.php;
location / {
try_files $uri $uri/ /index.php?$query_string;
}
location ~ .php$ {
include snippets/fastcgi-php.conf;
fastcgi_pass unix:/run/php/php8.1-fpm.sock;
}
location ~ /.ht {
deny all;
}
}
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat menerapkan aplikasi Laravel kamu ke server dan membuatnya dapat diakses oleh pengguna.
12. Sumber Daya Tambahan untuk Belajar Laravel (Further Learning Resources for Laravel)
Selamat, kamu telah menyelesaikan tutorial Laravel untuk Pemula ini! Sekarang, kamu memiliki dasar yang kuat untuk memulai pengembangan aplikasi web dengan Laravel. Untuk memperdalam pengetahuan kamu, berikut adalah beberapa sumber daya tambahan yang bisa kamu manfaatkan:
- Dokumentasi Resmi Laravel: https://laravel.com/docs/ – Sumber informasi yang paling akurat dan lengkap tentang Laravel.
- Laravel News: https://laravel-news.com/ – Blog yang membahas berita, tutorial, dan tips tentang Laravel.
- Laracasts: https://laracasts.com/ – Platform pembelajaran online yang menyediakan video tutorial tentang Laravel dan PHP.
- Stack Overflow: https://stackoverflow.com/questions/tagged/laravel – Tempat bertanya dan menjawab pertanyaan tentang Laravel.
- Komunitas Laravel Indonesia: Cari grup dan forum online yang membahas Laravel dalam bahasa Indonesia. Ini akan sangat membantu kamu dalam bertukar informasi dan mendapatkan bantuan dari sesama developer Laravel di Indonesia.
Jangan berhenti belajar dan terus eksplorasi fitur-fitur Laravel. Dengan latihan yang konsisten, kamu akan menjadi developer Laravel yang handal. Selamat berkarya!